Keistimewaan Gerakan Shalat dari Sisi Medis .,.?
Jika do'a (ucapan, pikiran) saja sudah mempunyai efek penyembuhan yang begitu nyata, bagaimana dengan shalatnya orang muslim, yang memadukan antara kebersihan fisik/mental (wudhu), bacaan shalat (do'a dan konsentrasi pikiran), dan gerakan anggota badan yang unik dan khas … ?
Jika do'a (ucapan, pikiran) saja sudah mempunyai efek penyembuhan yang begitu nyata, bagaimana dengan shalatnya orang muslim, yang memadukan antara kebersihan fisik/mental (wudhu), bacaan shalat (do'a dan konsentrasi pikiran), dan gerakan anggota badan yang unik dan khas … ?
1. Berdiri dalam shalat.
Kita diperintahkan untuk berditi tegak,
simetris antara belahan tubuh kanan dan kiri. Beberapa unsur medis yang perlu
dibahas adalah :
Titik tumpu berat badan. Berat badan
menumpu di telapak kaki, dibagi di kedua kaki kanan-kiri sama berat. Tulang
punggung berada pada posisi tegak alami dalam arti bagian leher (7 ruas)
melengkung kedepan (lordosis); bagian dada (12 ruas) melengkung ke belakang
(kifosis) dan bagian pinggang (5 ruas) melengkung ke depan lagi (lordosis).
Jarak yang perlu diperhatikan pada saat
mengkangkangkan kaki adalah selebar jarak bahu kanan dan kiri. Ini adalah
posisi ideal dan stabil. Jari-jari kaki menghadap ke arah kiblat.
Cara memposisikan tubuh yang demikian
sebenarnya merupakan cara penyelarasan posisi berdiri kita pada saat-saat biasa
di luar shalat
2. Gerakan Takbiratul-ihram
Gerakan memulai shalat dengan mengangkat
tangan sedemikian sehingga telapak menghadap kiblat di samping kanan kiri bahu
atau wajah kita. Beberapa hal yang penting dibahas dari sisi medis adalah :
Rongga dada melebar. Pada saat gerakan
takbir, bahu terangkat sedikit, tulang-tulang rusuk ikut terangkat menimbulkan
pelebaran rongga dada. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga mengecil dan
memudahkan udara nafas masuk dengan cepat.
Sekat rongga badan (diafragma) terlatih.
Pada saat yang sama, kita harus mengucapkan kalimat takbir ”ALLAHU AKBAR”
padahal dinding dada sedang meregang. Untuk dapat mengucapkan suatu kata, udara
harus mengalir keluar guna menggetarkan pita suara, maka tidak lain hal ini
hanya bisa dikerjakan oleh sekat rongga badan (diafragma).
Ketiak dibuka. Ketiak adalah stasiun
regional utama bagi peredaran limfe (getah bening) yang merupakan kumpulan dari
keseluruhan anggota gerak bagian atas (tangan, lengan bawah, lengan atas dan
bahu). Gerakan takbir ini adalah gerakan "active pumping" yang sangat
bermanfaat.
Setelah takbiratul-ihram kemudian tangan
diletakkan di depan dada. Peletakan di dada dengan cara tangan kiri di
tempelkan di dada, tangan kanan menempel di luar/atas tangan kiri.
3. Ruku'
Ruku' adalah membungkukkan badan
sedemikian sehingga punggung, leher dan kepala menjadi posisi horizontal.
Posisi kaki masih tetap seperti saat berdiri pada awalnya. Pada saat ruku'
sempurna itu tulang belakang menjadi relatif lurus. Ada dua hal penting yang
perlu diperhatikan :
a. Posisi horizontal.
Posisi ini memungkinkan berat badan
bergeser ke depan dan tubuh seakan-akan mau terperosok ke depan. Dengan posisi
demikian, kompresi antar ruas-ruas tulang belakang dapat dikurangi.
b. Kedua lengan menyangga, tangan
memegang di lutut.
Penyanggaan ini lebih mendorong lagi ke
depan ruas-ruas tulang belakang sehingga kompresi bukan hanya dikurangi akan
tetapi bahkan terjadi gerakan anti-kompresi alias peregangan.
Setelah ruku' selesai dan tuma’ninah
betul-betul telah dirasakan oleh seluruh ruas tulang, kita melakukan i’tidal.
Gerakan bangkit dari ruku’, kembali ke posisi semula.
4. Sujud
Sujud adalah satu-satunya posisi dimana
otak bisa lebih rendah dari jantung, yang mudah dikerjakan tanpa harus
menjungkir-balikkan tubuh.
Cobalah perhatikan dan praktekkan detail
dari gerakan sujud dengan benar. Anda akan merasakan tarikan di tulang belakang
daerah pertengahan punggung yang disebabkan oleh gravitasi karena pergeseran
titik berat batang tubuh. Efek terhadap alignment (pengaturan pelurusan)
ruas-ruas tulang belakang sehingga kompresi dikurangi bahkan terjadi gerakan
anti-kompresi alias peregangan.
Seperti halnya pada saat ruku', sensasi
ini hanya terjadi bila dilakukan cukup waktu, sehingga sudah terjadi relaksasi
otot-otot punggung. Jika shalatnya tergesa-gesa, tidak tuma'ninah, dengan
perubahan posisi yang demikian tidak bisa merasakan efek apapun oleh karena
otot-ototnya masih tegang.
Pengaruh sujud terhadap peredaran darah
di otak juga dapat dipahami.
Elastisitas pembuluh darah merupakan
faktor terpenting yang dapat mempertahankan tekanan darah. Debit darah yang
naik karena posisi jantung lebih tinggi dari otak ini merupakan latihan otak
menambah elastisitas pembuluh darah, pada gilirannya gerakan sujud bisa
merupakan gerakan anti-stroke.
0 komentar:
Posting Komentar